Minggu, 02 April 2017

Azab Tak Menanti Esok (Kisah Nyata)




Kisah ini berdasarkan kisah nyata yang aku alami sendiri.
Aku seorang cewek. Kisah ini berawal sejak tahun 2014 tahun lalu. Sejak itu aku selalu teringat dengan istrinya mantanku namanya Anita atau sering juga dipanggil Ayu, sengaja nggak aku samarkan. Anita Anggara.




Aku selalu memimpikannya dia dalam keadaan sedih, susah serta menangis. Mungkin diluar sana ada yang kenal. Dulu dia bertempat tinggal di Jarit, Lumajang Jawa Timur tapi diperkirakan sekarang dia tinggal di Kota Surabaya. Aku menulis ini bukan bermaksud untuk menjelek-jelekkan dia atau mempermalukan dia tapi aku ingin menulis apa yang sesungguhnya terjadi dan apa yang tidak aku lakukan.
Anita adalah adik kelas saat aku Sekolah Menengah Atas (SMA), yang masih saudara dengan Sahabatku. Dia juga Mengikuti Ekstrakurikuler yang sama denganku, PMR. Awalnya dia welcome sama aku walau sama-sama nggak begitu mengenal dan tiba-tiba dia jaga jarak denganku, seperti gak suka denganku. Mungkin dia mulai mengetahui kalau aku punya hubungan dengan AN. Sejak sahabatku memperkenalkan aku dengan AN tahun 2007 lalu, dia sudah menceritakannya padaku bahwa Anita adalah mantan AN. Tapi aku putus setahun kemudian.

AN sudah lama pula menjadi teman di Facebook ku. Namun dia jarang sekali online. Setelah media sosialnya pindah ketangan istrinya, ya AN dan Anita berubah status menjadi suami istri setelah dua tahun aku putus dengan AN. Setelah putus denganku, AN dekat dengan tetanggaku dan entahlah tiba-tiba hubungan mereka dikabarkan kandas. Setelah itu AN sempat memintaku kembali namun aku menolaknya walau aku masih sangat sangat mencintainya. Dia cinta pertamaku walau bukan pacar pertama.
Dikabarkan lagi bahwa AN kembali merajut kasih dengan Anita. Temanku yang lain yang juga tetangga mereka, mengatakan bahwa AN dan Anita menikah karena sebelumnya ayah Anita memergoi AN dan Anita berpacaran malam hari ditempat gelap, lorong, gang, belakang rumah, ah entahlah bagaimana kebenarannya yang aku tahu intinya seperti itu. Ya rumah AN tak jauh dari rumah Anita. AN kabur karena dikepung satu kampung.
Entahlah mengapa selalu aku mendapatkan kabar tentang AN walau aku tak memintanya, walau aku tak mencari tahu dan aku tak ingin mengetahuinya, aku selalu ingin menutup apapun tentang dia karena begitu sakitnya melupakannya serta perjuanganku melupakannya sudah setengah jalan maka dari itu aku tak ingin kembali lagi pada AN.
Di Facebook Aku dan AN tak pernah tegur sapa karena aku masih menyayanginya dan aku benar-benar harus mengontrol perasaanku, aku menjaga jarak karena statusnya sudah suami orang dan aku nggak ingin merusak hubungan orang lain. Tak aku sangka tiba-tiba AN mengirimku pesan untuk say hello dan menanyakan kabarku. Aku menjawabnya. Dan dia menanyakan nomor telp ku “nggak enak di sini (Di Facebook) takut ketahuan istriku”. Aku menjawab apa adanya. “nomorku tetap yang dulu” karena aku tahu nomorku pasti sudah dihapus jadi aku mengirimnya lagi. Fikiranku hanya untuk silaturahmi menjalin persaudaraan. Tapi firasatku tak enak, apa mungkin ini berkaitan dengan mimpiku tentang Anita. “Ada apa dengan rumah tangga mereka”, “kenapa dengan mereka”, Semenjak itu AN beberapa kali, aku pertegas lagi hanya beberapa kali dia menghubungiku walau itu nggak penting dan itu dilakukan saat AN di tempat kerja. “sikap, ucapan AN seperti ingin mencurahkan semua padaku”. Aku merasa ini sudah nggak seharusnya dilanjutkan komunikasiku dengan AN. Memang saat itu aku sudah mempunyai kekasih tapi karena hubunganku sedang nggak akur dan berubah menjadi status HTS (Hubungan Tanpa Status), aku tak bisa meninggalkannya karena kekasihku masih terus menghalangiku. sebelum AN hubungi aku sudah pasang surut.
Aku mengganti nomor ponselku untuk menjaga hubungan AN dan Anita.
Namun aku menjadi lebih penasaran dengan update–an status Anita yang terus muncul diberandaku. Sebelum AN menghubungiku, Anita sudah sering  melampiaskan kekesalannya dalam kata-kata yang dia tulis distatus media sosial yang muncul diberandaku. Aku like status dia, aku tahu itu Anita dan aku nggak berharap itu AN. Tapi Anita menganggapku selalu ingin tau kehidupan AN.
Mungkin ini salahku juga, karena terlalu sering memberikan like distatusnya yang membuat dia terganggu.

          Pertempuran di Mulai “hihihihi” alias Pertengkaran pun dimulai. Maret 2016.
Dan aku terkejut ketika Anita mengupload foto AN di Facebook yang memegang uang ditangan dan kirinya, serta memberi keterangan
“Pek en wes… sak wong e” artinya “ambil ini sekalian orangnya juga”
Dan yang lebih membuat aku kaget, Anita men-Tag (menandai) beberapa orang dan salah satunya aku difoto tersebut”
“maksudnya apa kamu menandai aku di foto suamimu”
Balasan Anita, kata-kata yang tak pantas diucapkan, apalagi itu keluar dari mulut seorang perempuan.
Dan dari pada salah faham aku minta maaf ke dia karena tak ingin memperkeruh keadaan. karena dia saudara dari sahabatku, istrinya mantan yang pernah aku sayangi, aku berusaha menahan emosiku. Mengangap adik sendirilah walau perlakuaannya seperti itu dan mengatakan semua dengan sejujurnya, keceplosan lah aku menceritakan bahwa AN pernah menghubungiku hanya beberapa kali saja dan aku mengatakan yang sejujurnya semuanya. Tetap saja Anita semakin arogan. Dan Memfitnah aku, menjelek-jelekkanku dengan kata-kata yang tak pantas dan itu dia bagikan wall Facebooknya.

Ini kata-katanya tanpa aku tambahi, tanpa aku kurangi …. CEKIDOT
*Status Pertama
“Gak mau di tandai tapi masih kepo”
Aku perjelas ini karena aku memberikan like di status-status dia.

*Status kedua
“Dasar Cewek ganjen … pede banget se jd cewk…ngarep bngt kyk gk laku aja loe!!! Cari sisa2 gue”
Dan kebenarannya, aku membalas dia dipesan bahwa aku sudah kembali akur dengan kekasihku saat itu, siapa yang berharap dari sisa kamu. Bukankah AN juga sisaku yang kamu ambil lagi, bukankah AN juga sisa dari teman-temanku. Karena AN adalah kakak kelasku di SMP, pacarnya juga gonta-ganti, termasuk teman-temanku yang sudah pernah menjalin hubungan dengan AN.

*Status ketiga
“Dasar culas…ganjen…tukang tipu gk bertanggung jawab sama omonganx sendiri !!! tak doain gk laku2x,,, ntar tuch tunggu aj sisa2x orang baru bahagia loe… !!! pantes aja mau jadian m org yg g d kenal dasar murahan”

Status dia ini, karena dia nggak sabar menunggu penjelasanku, balasanku yang sedikit lama. Jadi dia ngatain aku tukang tipu. Aku juga nggak punya buktinya jika AN pernah menghubungiku karena sudah aku hapus.

Emosiku mulai tersulut. Kata-katanya “…Tak Doain gk laku2,,,ntar tuch tunggu aj sisa2 orang baru bahagia loe…”
Hati-hati kalau bicara nanti berbalik Ke diri kamu sendiri loh. Semarah-marahnya aku, aku berusaha untuk mendoakan yang terbaik buat dia. Walau aku sudah mulai jengkel bangt.

“…pantes aja mau jadian m org yg g d kenal dasar murahan”
dia mengatakan ini karena nggak percaya aku punya kekasih yang udah lama waktu itu. Dia mengira aku bohong. Dan kata-kata dia “…murahan” disini siapa yang murahan nggak ingat kamu dulu nikahnya bagaimana, karena ketahuan pacaran di tempat gelap toh. Trus masih nggak menyadari siapa yang kamu tuduh, fitnah.
Walau aku balas dengan kata-kataku yang seperti itu aku tetap memberikan doa dengan kebalikan dari apa yang dia ucapkan, semoga kamu bahagia wis, bahagia, langgeng pernikahannya.

*Status keempat
“Cewek BANGSAT … mulut besar … besar mulut…ndoweh brarti … hahahaha…otak kosong… bin tolol…”
Benar-benar ucapan yang nggak pantas, dia cantik loh padahal. Ya Allah ampunilah dia.
Selang beberapa bulan kemudian aku mendapati kabar dari sahabatku bahwa AN sedang koma karena sakit komplikasi dan sudah 3 hari dia tak bangun. Saat itu aku juga sedang sakit, biasalah sakit kepala sangat, dan masuk angin hingga tengah malam aku tak bisa tidur nyanyak. Sekitar pukul 01.00 aku mulai pulas.
Setiap ingin tidur malam aku selalu mematikan lampu kamar, dan malam itu aku berdoa “semoga AN lekas sembuh jika memang itu yang terbaik dan semoga bisa berkumpul kembali dengan keluarganya” diantara tidurku yang setengah terlelap, AN seperti datang dan duduk bersila di sampingku tidur menggunakan celana jins panjang dan menggunakan kaos hitam. Aku membuka mataku memastikan itu bukan mimpi.
          Esok paginya, sahabatku memberi tahu kabar berita duka bahwa AN telah meninggal dunia.
“aku seperti tak percaya ini, Mengapa begitu cepat KAU ambil dia Ya Allah”.
“ tapi mungkin ini lebih baik dari rasa sakit didunia yang dia rasakan, semoga kau tenang di alam sana.”

“Innalillahi wainailaihi rojiun. Azab tak menanti esok ta, apa yang kamu tuduhkan padaku waktu itu seperti berbalik sama kamu, semoga kelak kamu dapat pengganti AN, dan BUKAN BEKAS dari orang lain. Semoga kamu bisa bahagia. Ini kan yang kamu mau selama ini. Ngerti nggak tanggung jawab seorang suami itu gedhe ta jangan kamu membabi buta. Menuduh orang lain melakukan hal yang sesungguhnya tak dilakukan.”

AN menjadi lebih kurus setelah menikah dengan Anita.
Dan beberapa teman dari teman Anita, juga mengirimi aku pesan bahwa AN telah tiada. Dia tahu aku adalah mantannya AN. Dan mengatakan bahwa AN adalah teman dekat suamiku, dan sering curhat saat ditempat kerja. Menceritakan bahwa AN menanggung beban karena istrinya sering komunikasi dengan pria lain disosmed lain yaitu BBM, sementara AN cemburu dan membalas perlakuan Anita dengan menghubungi aku, serta karena masalah lain yang mencari pelampiasan, kiranya begitu.