Kisah ini berdasarkan kisah nyata yang aku alami
sendiri.
Aku seorang cewek. Kisah ini berawal
sejak tahun 2014 tahun lalu. Sejak itu aku selalu teringat dengan istrinya
mantanku namanya Anita atau sering juga dipanggil Ayu, sengaja nggak aku
samarkan. Anita Anggara.
Aku selalu memimpikannya dia dalam keadaan sedih, susah serta menangis. Mungkin diluar sana ada yang kenal. Dulu dia bertempat tinggal di Jarit, Lumajang Jawa Timur tapi diperkirakan sekarang dia tinggal di Kota Surabaya. Aku menulis ini bukan bermaksud untuk menjelek-jelekkan dia atau mempermalukan dia tapi aku ingin menulis apa yang sesungguhnya terjadi dan apa yang tidak aku lakukan.
Anita adalah adik kelas saat aku Sekolah
Menengah Atas (SMA), yang masih saudara dengan Sahabatku. Dia juga Mengikuti
Ekstrakurikuler yang sama denganku, PMR. Awalnya dia welcome sama aku walau sama-sama nggak begitu mengenal dan
tiba-tiba dia jaga jarak denganku, seperti gak suka denganku. Mungkin dia mulai
mengetahui kalau aku punya hubungan dengan AN. Sejak sahabatku memperkenalkan
aku dengan AN tahun 2007 lalu, dia sudah menceritakannya padaku bahwa Anita
adalah mantan AN. Tapi aku putus setahun kemudian.
AN sudah lama pula menjadi teman
di Facebook ku. Namun dia jarang
sekali online. Setelah media sosialnya
pindah ketangan istrinya, ya AN dan Anita berubah status menjadi suami istri
setelah dua tahun aku putus dengan AN. Setelah putus denganku, AN dekat dengan
tetanggaku dan entahlah tiba-tiba hubungan mereka dikabarkan kandas. Setelah
itu AN sempat memintaku kembali namun aku menolaknya walau aku masih sangat sangat
mencintainya. Dia cinta pertamaku walau bukan pacar pertama.
Dikabarkan lagi bahwa AN kembali
merajut kasih dengan Anita. Temanku yang lain yang juga tetangga mereka, mengatakan
bahwa AN dan Anita menikah karena sebelumnya ayah Anita memergoi AN dan Anita
berpacaran malam hari ditempat gelap, lorong, gang, belakang rumah, ah entahlah
bagaimana kebenarannya yang aku tahu intinya seperti itu. Ya rumah AN tak jauh
dari rumah Anita. AN kabur karena dikepung satu kampung.
Entahlah mengapa selalu aku
mendapatkan kabar tentang AN walau aku tak memintanya, walau aku tak mencari
tahu dan aku tak ingin mengetahuinya, aku selalu ingin menutup apapun tentang
dia karena begitu sakitnya melupakannya serta perjuanganku melupakannya sudah
setengah jalan maka dari itu aku tak ingin kembali lagi pada AN.
Di Facebook Aku dan AN tak pernah tegur sapa karena aku masih
menyayanginya dan aku benar-benar harus mengontrol perasaanku, aku menjaga
jarak karena statusnya sudah suami orang dan aku nggak ingin merusak hubungan
orang lain. Tak aku sangka tiba-tiba AN mengirimku pesan untuk say hello dan menanyakan kabarku. Aku
menjawabnya. Dan dia menanyakan nomor telp ku “nggak enak di sini (Di Facebook) takut ketahuan istriku”.
Aku menjawab apa adanya. “nomorku tetap yang dulu” karena aku tahu nomorku
pasti sudah dihapus jadi aku mengirimnya lagi. Fikiranku hanya untuk
silaturahmi menjalin persaudaraan. Tapi firasatku tak enak, apa mungkin ini
berkaitan dengan mimpiku tentang Anita. “Ada apa dengan rumah tangga mereka”,
“kenapa dengan mereka”, Semenjak itu AN beberapa kali, aku pertegas lagi hanya
beberapa kali dia menghubungiku walau itu nggak penting dan itu dilakukan saat
AN di tempat kerja. “sikap, ucapan AN seperti ingin mencurahkan semua padaku”. Aku
merasa ini sudah nggak seharusnya dilanjutkan komunikasiku dengan AN. Memang
saat itu aku sudah mempunyai kekasih tapi karena hubunganku sedang nggak akur dan
berubah menjadi status HTS (Hubungan Tanpa Status), aku tak bisa
meninggalkannya karena kekasihku masih terus menghalangiku. sebelum AN hubungi
aku sudah pasang surut.
Aku mengganti nomor ponselku
untuk menjaga hubungan AN dan Anita.
Namun aku menjadi lebih penasaran
dengan update–an status Anita yang terus muncul diberandaku. Sebelum AN
menghubungiku, Anita sudah sering
melampiaskan kekesalannya dalam kata-kata yang dia tulis distatus media
sosial yang muncul diberandaku. Aku like status dia, aku tahu itu Anita dan aku
nggak berharap itu AN. Tapi Anita menganggapku selalu ingin tau kehidupan AN.
Mungkin ini salahku juga, karena terlalu sering
memberikan like distatusnya yang membuat dia terganggu.
Pertempuran
di Mulai “hihihihi” alias Pertengkaran pun dimulai. Maret 2016.
Dan aku terkejut ketika Anita mengupload foto AN
di Facebook yang memegang uang ditangan dan kirinya, serta memberi keterangan
“Pek en wes… sak wong e” artinya
“ambil ini sekalian orangnya juga”
Dan yang lebih membuat aku kaget,
Anita men-Tag (menandai) beberapa orang dan salah satunya aku difoto tersebut”
“maksudnya apa kamu menandai aku di foto suamimu”
Balasan Anita, kata-kata yang tak pantas
diucapkan, apalagi itu keluar dari mulut seorang perempuan.
Dan dari pada salah faham aku minta maaf ke dia
karena tak ingin memperkeruh keadaan. karena dia saudara dari sahabatku,
istrinya mantan yang pernah aku sayangi, aku berusaha menahan emosiku.
Mengangap adik sendirilah walau perlakuaannya seperti itu dan mengatakan semua
dengan sejujurnya, keceplosan lah aku menceritakan bahwa AN pernah
menghubungiku hanya beberapa kali saja dan aku mengatakan yang sejujurnya
semuanya. Tetap saja Anita semakin arogan. Dan Memfitnah aku,
menjelek-jelekkanku dengan kata-kata yang tak pantas dan itu dia bagikan wall Facebooknya.
Ini kata-katanya tanpa aku tambahi,
tanpa aku kurangi …. CEKIDOT
*Status Pertama
“Gak mau di tandai tapi masih kepo”
Aku perjelas ini karena aku memberikan like di
status-status dia.
*Status kedua
“Dasar Cewek ganjen … pede banget se jd
cewk…ngarep bngt kyk gk laku aja loe!!! Cari sisa2 gue”
Dan kebenarannya, aku membalas dia dipesan bahwa
aku sudah kembali akur dengan kekasihku saat itu, siapa yang berharap dari sisa
kamu. Bukankah AN juga sisaku yang kamu ambil lagi, bukankah AN juga sisa dari
teman-temanku. Karena AN adalah kakak kelasku di SMP, pacarnya juga
gonta-ganti, termasuk teman-temanku yang sudah pernah menjalin hubungan dengan
AN.
*Status ketiga
“Dasar culas…ganjen…tukang tipu gk bertanggung
jawab sama omonganx sendiri !!! tak doain gk laku2x,,, ntar tuch tunggu aj
sisa2x orang baru bahagia loe… !!! pantes aja mau jadian m org yg g d kenal
dasar murahan”
Status dia ini, karena dia nggak sabar menunggu
penjelasanku, balasanku yang sedikit lama. Jadi dia ngatain aku tukang tipu.
Aku juga nggak punya buktinya jika AN pernah menghubungiku karena sudah aku
hapus.
Emosiku mulai tersulut. Kata-katanya “…Tak Doain
gk laku2,,,ntar tuch tunggu aj sisa2 orang baru bahagia loe…”
Hati-hati kalau bicara nanti berbalik Ke diri kamu
sendiri loh. Semarah-marahnya aku, aku berusaha untuk mendoakan yang terbaik
buat dia. Walau aku sudah mulai jengkel bangt.
“…pantes aja mau jadian m org yg g d kenal dasar
murahan”
dia mengatakan ini karena nggak percaya aku punya
kekasih yang udah lama waktu itu. Dia mengira aku bohong. Dan kata-kata dia
“…murahan” disini siapa yang murahan nggak ingat kamu dulu nikahnya bagaimana,
karena ketahuan pacaran di tempat gelap toh. Trus masih nggak menyadari siapa
yang kamu tuduh, fitnah.
Walau aku balas dengan kata-kataku yang seperti
itu aku tetap memberikan doa dengan kebalikan dari apa yang dia ucapkan, semoga
kamu bahagia wis, bahagia, langgeng pernikahannya.
*Status keempat
“Cewek BANGSAT … mulut besar … besar mulut…ndoweh
brarti … hahahaha…otak kosong… bin tolol…”
Benar-benar ucapan yang nggak pantas, dia cantik
loh padahal. Ya Allah ampunilah dia.
Selang beberapa bulan kemudian
aku mendapati kabar dari sahabatku bahwa AN sedang koma karena sakit komplikasi
dan sudah 3 hari dia tak bangun. Saat itu aku juga sedang sakit, biasalah sakit
kepala sangat, dan masuk angin hingga tengah malam aku tak bisa tidur nyanyak.
Sekitar pukul 01.00 aku mulai pulas.
Setiap ingin tidur malam aku selalu mematikan
lampu kamar, dan malam itu aku berdoa “semoga AN lekas sembuh jika memang itu
yang terbaik dan semoga bisa berkumpul kembali dengan keluarganya” diantara tidurku
yang setengah terlelap, AN seperti datang dan duduk bersila di sampingku tidur
menggunakan celana jins panjang dan menggunakan kaos hitam. Aku membuka mataku
memastikan itu bukan mimpi.
Esok
paginya, sahabatku memberi tahu kabar berita duka bahwa AN telah meninggal
dunia.
“aku seperti tak percaya ini, Mengapa begitu cepat
KAU ambil dia Ya Allah”.
“ tapi mungkin ini lebih baik dari rasa sakit
didunia yang dia rasakan, semoga kau tenang di alam sana.”
“Innalillahi wainailaihi rojiun. Azab tak menanti
esok ta, apa yang kamu tuduhkan padaku waktu itu seperti berbalik sama kamu,
semoga kelak kamu dapat pengganti AN, dan BUKAN BEKAS dari orang lain. Semoga
kamu bisa bahagia. Ini kan yang kamu mau selama ini. Ngerti nggak tanggung
jawab seorang suami itu gedhe ta jangan kamu membabi buta. Menuduh orang lain
melakukan hal yang sesungguhnya tak dilakukan.”
AN menjadi lebih kurus setelah menikah dengan
Anita.
Dan beberapa teman dari teman Anita, juga mengirimi
aku pesan bahwa AN telah tiada. Dia tahu aku adalah mantannya AN. Dan
mengatakan bahwa AN adalah teman dekat suamiku, dan sering curhat saat ditempat
kerja. Menceritakan bahwa AN menanggung beban karena istrinya sering komunikasi
dengan pria lain disosmed lain yaitu BBM, sementara AN cemburu dan membalas
perlakuan Anita dengan menghubungi aku, serta karena masalah lain yang mencari
pelampiasan, kiranya begitu.



